Minggu, 19 Januari 2014

Kehangatan

Kupandangi. Angin berhembus menerpah wajah dan kulitku yang kian memberikan sensasi segar. Daun dengan gemulai menjatuhkan diri di berbagai tempat. Pohon di perkarangan rumah kutemui sedang merangkai warna indahnya.
 
Kini senja semakin banyak kutemui waktu dalam diam menatapi sejuknya petang ini. “Sedang apa kak?” adik kecilku bertanya saat melihatku merentangkan tangan. Berada di teras rumah, kedua tanganku membentang sangat lebar. Beberapa detik memejamkan mata dan menghirup aromanya. Begitu indah, sejuk dan damai. Hanya terjadi satu tahun sekali dan selalu ingin kembali pada waktu seperti ini.
 
Bagi kami yang tinggalnya berada ditepi pantai hal seperti ini sangat di nanti. Bersahabat dengan matahari yang memberikan kehangatan pada waktu yang tepat. Warna batang pohon yang semakin menua. Daun berkeriput melengkapinya. Objek tuhan yang sangat indah menatap alam saat itu. Tapi tak pernah diduga sering mendadak segerombolan pasukan rintik hujan membasahi rumah kami. Mengguyur sedikit kehangatan alam waktu itu. Karena hujan saat itu sering tidak bisa ditoleransi dan diperkirakan. Semua itu tak mengubahku menyukai saat-saat ini. Karena hanya saat yang berkisar kurang lebih tiga bulan inilah membuat tubuh mungilku terasa hangat ketika membantingkan tubuh ke tempat tidur dan terlelap sedikit tenggelam dalam bantal kapukku yang tebal ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar