Kupandangi. Angin
berhembus menerpah wajah dan kulitku yang kian memberikan sensasi segar. Daun
dengan gemulai menjatuhkan diri di berbagai tempat. Pohon di perkarangan rumah
kutemui sedang merangkai warna indahnya.
Kini senja semakin
banyak kutemui waktu dalam diam menatapi sejuknya petang ini. “Sedang apa kak?”
adik kecilku bertanya saat melihatku merentangkan tangan. Berada di teras
rumah, kedua tanganku membentang sangat lebar. Beberapa detik memejamkan mata
dan menghirup aromanya. Begitu indah, sejuk dan damai. Hanya terjadi satu tahun
sekali dan selalu ingin kembali pada waktu seperti ini.
Bagi kami yang
tinggalnya berada ditepi pantai hal seperti ini sangat di nanti. Bersahabat
dengan matahari yang memberikan kehangatan pada waktu yang tepat. Warna batang
pohon yang semakin menua. Daun berkeriput melengkapinya. Objek tuhan yang
sangat indah menatap alam saat itu. Tapi tak pernah diduga sering mendadak
segerombolan pasukan rintik hujan membasahi rumah kami. Mengguyur sedikit
kehangatan alam waktu itu. Karena hujan saat itu sering tidak bisa ditoleransi
dan diperkirakan. Semua itu tak mengubahku menyukai saat-saat ini. Karena hanya
saat yang berkisar kurang lebih tiga bulan inilah membuat tubuh mungilku terasa
hangat ketika membantingkan tubuh ke tempat tidur dan terlelap sedikit tenggelam
dalam bantal kapukku yang tebal ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar