Minggu, 19 Januari 2014

Inspirasi

 Pukul 09.00 pagi tepat bel istirahat berbunyi, seketika membangunkan lamunanku.
“Kamu mau ikut ke kantin tidak?” tanya Sonia, sahabatku berambut pirang dengan gigi yang berpagar itu.
Aku masih diam dengan wajah tertadah di telapak tangan mungilku.
Sonia lantas pergi karena tidak mendapatkan respon sedikit pun.
 
Mengingat tugas yang mengecam dikepalaku, mencari puisi dan membacakannya di muka kelas. Tak lama. Chairil Anwar! Penyair yang sering disebut papa, idola beliau sejak remaja.
 
Sering bercerita bahwa ia ingin sekali bertemu idolanya itu. Lelaki kreatif dan penuh makna di setiap karyanya. Aku terngiang lalu mengingat cerita papa yang sering dilontarkannya.
 
Bahwa. Penyair itu, dengan puisi indah “Derai-derai Cemara” dengan puisi bergairah “Aku” itu bisa menjadikan inspirasi. YA! Sangat menjadikan sebuah inspirasi, dari setiap katanya memiliki lengkukan makna. Terselip arti besar dan memotivasi dari setiap kalimatnya.
 
Meski Laki-laki tersebut telah tenang di alamnya bersama keindahan surga, tapi ternyata masih banyak orang yang menyukai karyanya. Bahkan semakin banyak yang mengagumi hasil ciptanya itu. Istimewa itu sangat sederhana.
Membanggakan Indonesia di mata dunia dengan hasil pemikirannya yang begitu nyata. Begitu sempurna.
 
Setelah beberapa menit melamun. Aku kembali terbuyar oleh hentakan sebungkus roti di keningku. Ternyata Sonia kali ini berbaik hati. Simpulan senyumku begitu bahagia. 

By: Isro' Desiyanti Saputri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar